Sistim GPS dapat Membantu Melacak Jalur Penerbangan Pesawat

nc_gpsplanes06_04_500kmsnbc_0906042

Chicago – Tersesat dalam hutan dan sebuah ponsel di saku anda dapat membantu para peserta perkemahan menemukanmu. Kendarai kendaraanmu hingga masuk ke dalam lubang dan GPS di dalam mobilmu akan membiarkan para kru unit gawat darurat menandai lokasi kecelakaan. Tetapi ketika sebuah pesawat terbang antar benua berada di atas samudra, tidak seorangpun di darat yang mengetahui secara tepat di mana pesawat itu berada – di udara, atau yang lebih buruk, di dalam air.

Hilangnya Air France dengan nomor penerbangan 477 dan ke228 penumpangnya di atas Samudra Atlantik pada pekan lalu mendapatkan kritik mengenai pengendalian panggilan lalu lintas udara dari US dan negara lainnya yang sedang menggalakkan GPS berbasis jaringan yang menjanjikan untuk dapat melacak segala jenis pesawat dengan tepat. Radar-radar tertentu tidak berfungsi pada ketinggian 200 mil dari daratan.

Visit msnbc.com for Breaking News, World News, and News about the Economy

“Teknologi ada – kita telah menggunakannya selama 15 tahun dan banyak hal yang terjadi,” kata Michael Boyd, seorang warga Colorado – didukung oleh pendapat ahli analisis pesawat, “Blackberry saya dapat digunakan untuk melacak keberadaan saya, jadi mengapa kita tidak dapat melakukan hal yang sama dengan pesawat?”

US telah mendiskusikan pengaturannya seperti sistim jaringan sejak tahun 1990 secara resmi dan teknologi telah diuji di negara bagian US, termasuk Alaska dan Gulf Coast. Beberapa anak pesawat, seperti Southwest, telah menggunakan GPS untuk membantu banyak pesawat untuk melakukan pendaratan dengan lebih cepat.

Tetapi peralatan lengkapnya, diperkirakan akan membutuhkan biaya sekitar $35 miliar, yang telah dihabiskan selama penundaan pendanaan dengan alasan masalah teknis yang kompleks. Meskipun Sekretaris Transportasi, Ray LaHood mengatakan bahwa proyek ini akan menjadi prioritas utama bagi Federal Aviation Administration pada pemerintahan Obama, sistim radar yang telah ada sepertinya akan ditinggalkan pada beberapa dekade ke depan.

“Sistim ini merupakan sistim primitif yang sedang mereka gunakan,” kata Robert Pole, seorang ahli penerbangan, yang berorientasi pada Reason Foundation. “Dengan 100 dollar, anda dapat berhenti bekerja dan membeli sebuah sistim GPS, letakkan di dalam mobilmu dan dapat diketahui keberadaanmu dengan sangat tepat. Tetapi pesawat tidak memilikinya.”

“Beberapa Negara Eropa dan Asia tengah bergerak cepat menuju terciptanya sistim satelit dengan harga yang lebih mahal. Tetapi banyak negara lainnya yang tertinggal di belakang, termasuk Brazil, dimana hilangnya Air France terjadi pada hari Minggu.”

“Sistim lalu lintas udara tertentu tidak mengijinkan pengawas untuk melihat sebuah pesawat transbenua pada radar, sampai ketinggian 200 mil dari darat. Sebagai gantinya, para pengawas dapat memperkirakan lokasi pesawat berdasarkan pada rencana-rencana penerbangan dan waktu keberangkatan.”

“Jika sebuah pesawat jatuh dan ada penumpang yang selamat, anda tidak mungkin dapat menemukannya dengan cukup cepat,” katanya. “Dan jika pesawat dibajak di tengah Samudara Atlantik, kita tidak akan tahu sampai ada tanda-tanda di tempat lainnya.”

Kegagalan sistim elektrikal pada Penerbangan 477 sepertinya telah merusakkan alat GPS lainnya bahkan jika pesawat tersebut telah dilengkapi dengan teknologi tersebut. Tetapi di bawah pengawasan sistim satelit, regu penyelamat dapat mengetahui dimana lokasi terjadinya kegagalan tersebut dengan pasti, dengan asumsi area pencarian dipersempit dan membantu menentukan lokasi spesifik bangkai pesawat dengan lebih cepat. Jangka waktu dapat menjadi sangat penting dalam menentukan penyebab kecelakaan.

Kualitas radar beragam dari setiap negara. Sebagai contoh, US mengendalikan dari pusat dan banyak pesawat yang dapat mengirimkan informasi terbaru secara berkala mengenai letak lokasinya, bahkan saat mereka berada jauh dalam jangkauan radar.

Tetapi di atas samudra, termasuk titik daerah yang luas di pertengahan Atlantik dalam rute US – Eropa, biasanya pilot memiliki sebuah pos untuk memanggil pengawas untuk memperkirakan posisi mereka setiap jam. Panggilan masuk dapat membuat pilot frustasi, khususnya di dan sekitar Amerika Selatan, dimana informasi berita dari radio dan radar menjadi sangat beragam, kata pensiunan pilot pesawat udara Vaughn Cordle, yang tinggal di Washington.

“Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan melalui latihan yang menyakitkan dari sebuah usaha untuk berbicara pada orang lain dan membiarkan mereka tahu dimana keberadaanmu,” kata Cordle. “Daerah di Amerika Selatan dapat menjadi lebih berbahaya karena kadang pilot bertindak semau mereka.”

Sebuah pesawat gagal untuk melakukan kontak lebih dari 2 atau 3 jam dapat menjadi ketakutan terbesar bagi seorang pengawas lalu lintas udara, kata pengawas Pat McDonough.

“Hal ini sangat menganggu pengawas saat terjadi kehilangan sebuah pesawat – anda akan merasa sangat bertanggungjawab,” katanya. “Saya simpati terhadap mereka yang melakukan pengawasan pada Pesawat Air France.”

GPS – satelit yang berbasis sistim lalu lintas udara menyediakan keuntungan lainnya yang dapat berakibat secara langsung pada Penerbangan 477, yang hilang di dalam badai petir. Sistim seperti ini akan mengumpulkan informasi dari sekitar bumi dan memungkinkan peta cuaca pada saat tertentu ditampilkan pada display di kokpit, memberikan para pilot sebuah alat yang lebih baik dalam menentukan cara navigasi pada cuaca yang akan segera dihadapinya.

“Poinnya yaitu jika kita memilki GPS untuk memonitor pesawat udara, dapatkah hal ini menyelamatkan hidup?” kata Boyd. “Jawabannya adalah ya.”.

Sumber: msnbc.com

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.