Site icon ndoWare

Teknologi Mesin Cetak 3-D

Coba bayangkan kamu bisa mencetak sebuah piring baru ketika kucingmu menjatuhkan piring dari meja makan. Bayangkan kita tidak dibatasi oleh ukuran sepatu standar komersial agar bisa menikmati sepatu yang nyaman di kaki kita. Bayangkan kita bisa membuat sebuah kado spesial yang khusus dibuat kepada setiap teman dan keluarga kita, dengan memasukkan lirik lagu kesukaannya, kutipan favorit atau foto.  Bayangkan saja, karena ini belum menjadi kenyataan. Tapi “belum” lho, bukan tidak mungkin, berkat kemajuan teknologi dalam bidang prototyping dan pencetakan 3 dimensi bayangan ini tidak lama lagi akan menjadi kenyataan.

Maze dibuat menggunakan 3d-printing.

Dalam pengembangan sebuah produk, proses fabrikasi tradisional memakan banyak usaha, biaya dan waktu. Untuk membuat sebuah produk, para insinyur harus membuat cetakan individual, merakit beberapa komponen yang berbeda beda. Proses ini memakan biaya yang mahal untuk ujicba, bahan bahannya dan tenaga ahlinya agar mendapatkan hasil produksi yang sempurna.

Dengan menggunakan proses Rapid Prototyping dan pencetakan 3dimensi, dapat memangkas biaya produksi dan waktu pengembangan dalam membuat obyek komersial dan industri baru. Alih-alih membuat sample untuk diuji, sebuah printer membuat barang dari gambar 3dimensi CAD. Percetkaan ini juga sangat cepat, memangkas waktu development dari beberapa hari hanya menjadi beberapa jam saja.

Vas dibuat menggunakan printer 3D Z Corp Spectrum Z510

Sejarah.

Pada awal tahun 1960, Professor Herbert Voelker (dari University of Rochester, sekarang disebut Cornell University) memulai mengembangkan suatu metode untuk mengeluarkan desain hasil rendering komputer ke suatu cetak alat otomatis. Usahanya menghasilkan model matematika yang nyata dan algoritma untuk mendeskripsikan bagian 3 dimensinya. Hasil kerjanya ini menjadi landasan pada kebanyakan peralatan desain yang digunakan sekarang.
Teknik selanjutnya adalah dengan metoda menggunakan beberapa alat otomatis yang memotong atau mengukir besi atau kayu berdasarkan desain 3-dimensinya. Metode ini sangat populer di industri sekitar tahun 1970 – 1980. Sedangkan metode pencetakan lapisan demi lapisan dicetuskan oleh Carl Deckard, periset dari University of Texas. Dan mesin rapid prototyping komersial pertama yang menggunakan layering teknik ini dibuat oleh 3D System pada tahun 1987.

Bagaimana cara pencetakan 3-dimensi bekerja?

Konsep dasar dari pencetakan 3dimensi ini sebenarnya sama. Gambar 3D CAD yang sudah jadi diiris-iris menjadi lapisan lapisan tipis dengan ketebakan antara 0,09 sampai 0,25 mm tergantung dari mesin yang digunakan. Setiap lapisan mewakili sebuah lapisan dari objek yang dibuat. Setiap printer menggunakan material dan proses penyatuan yang berbeda, namun pada umumnya menggunakan bubuk keramik, nylon, atau bahkan besi yang digunakan sebagai material dasar dan disatukan bersama-sama kedalam pola lapisan yang sedang dibuat. Setelah satu lapisan terselesaikan, mesin cetak tersebut beralih ke lapisan selanjutnya sampai seluruhnya selesai.

Kesimpulan.

Industri dan riset tentang teknologi 3-D printing ini terus berkembang. Kedepannya diharapkan mampu membuat benda dari material apapun, dan dengan proses yang lebih mudah, cepat dan murah. Sehingga nantinya tidak hanya industri besar yang mampu menggunakan teknologi ini, namun pengguna rumahan pun dapat menggunakannya dengan mudah dan murah.
Exit mobile version